Fakta Menarik
TAQARUB (mendekat kepada yang maha dekat)

Mendekat (Taqarub) kepada yang maha dekat sangatlah penting, karna jika seorang muslim sudah dekat dan memiliki kaitan erat dengan sang khaliq, segala urusan duniawi dan ukhrawinya akan mudah tergapai.
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ ١٨٦
Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
(QS al-Baqarah [2]: 186).
Terkait ayat di atas, suatu hari seorang Arab Badui bertanya kepada Rasulullah SAW,
”Apakah Tuhan kita itu dekat sehingga kami dapat bermunajat kepada-Nya atau jauh sehingga kami harus menyerunyanya?”
Nabi SAW terdiam mendapat pertanyaan tersebut, maka turunlah ayat di atas. Inilah asbabun nuzul, yaitu latar belakang atau sebab turunnya ayat.
Allah SWT berfirman,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ٣٥
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, carilah wasilah (jalan untuk mendekatkan diri) kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya agar kamu beruntung.
” (QS al-Maidah [5]: 35).
Salah satu perintah Allah SWT pada ayat di atas adalah untuk mencari jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, yang masyhur dengan kalimat taqarub ilallah. Taqarub berasal dari kata “qaraba” atau qarib yang berarti dekat. Taqarub ilallah maknanya adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa jalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya adalah dengan melakukan ketaatan kepada-Nya dan amal saleh yang mengandung ridhanya.
Perintah taqarrub ilallah juga terdapat pada ayat berikut yang merupakan salah satu dari ayat sajdah yang merekomendasikan untuk melakukan sujud tilawah ketika membaca atau mendengarkan ayat tersebut.
“Dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Allah).”
(QS al-Alaq [96]: 19).
Taqarub dengan bersujud
Terkait sujud tilawah, dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,
“Jika anak Adam membaca ayat sajdah, lalu dia sujud, maka setan akan menjauhinya sambil menangis. Setan pun akan berkata, ‘Celakalah aku. Anak Adam disuruh sujud, dia pun bersujud, maka baginya surga. Sedangkan aku sendiri diperintahkan untuk sujud, namun aku enggan, sehingga aku pantas mendapatkan neraka’.”
(HR Muslim).
Dari Aisyah RA, “Rasulullah membaca doa pada sujud tilawah, ‘Sajada wajhii lilladzii khalaqahu wa shawwarahu wa syaqqa sam‘ahu wa basharahu wa bi haulihi wa quwwatihi (Bersujud wajahku kepada Zat Yang menjadikan dan membentuknya, dan Yang membukakan pendengaran dan penglihatan dengan kekuatan dan kekuasaan-Nya)’.” (HR Abu Dawud).
Allah SWT berfirman pada hadis Qudsi,
“Apabila seorang hamba-Ku mendekati-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendekatinya dengan berlari. Apabila ia mendekati-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekatinya satu hasta.”
(HR Bukhari dan Muslim).

Sebuah deklarasi yang perlu dijaga
Allah SWT telah menyatakan kedekatan dengan hamba-Nya. Namun, kita harus selalu berusaha dengan istiqamah untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dengan jalan taat kepada-Nya dan beramal saleh yang mengandung banyak ridhonya.
Amal saleh yang kita lakukan dengan ikhlas, semata-mata mencari ridha Allah SWT, juga harus sesuai dengan tuntunan dalam Alquran dan hadis.
Selain itu, kita hendaklah men-dawam-kan ibadah sunah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, seperti yang diterangkan dalam hadis berikut,
”Hamba Allah yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan amal sunah di samping amal yang wajib, maka Allah akan mencintainya.”
(HR Bukhari).
Dengan mendekatkan diri kita kepada Allah SWT, maka kita akan mendapatkan dua kebaikan.
Pertama, meraih ketenangan jiwa dan raga
kita akan selalu ingat kepada-Nya, sehingga merasakan ketenangan dan ketenteraman hati. Selalu ridha, bersyukur, bersabar atas segala qadha dan qadar.
Tidak timbul kegelisahan, kecemasan atau kekhawatiran dalam menghadapi berbagai macam situasi dan kondisi, karena yakin bahwa Dia selalu menyertai kita.
Kedua, memiliki tingkat kewaspadaan yang tinggi
kita selalu berhati-hati dalam berpikir, berperasaan, berkata, dan bertindak agar tidak menyimpang dari jalan-Nya, karena selalu merasa dalam pengawasan-Nya.
Rasulullah SAW bersabda,
“Sedekat-dekatnya seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika dia sedang sujud, maka perbanyaklah doa.”
(HR Muslim).
Dalam Syarh Shahih Muslim terkait hadis di atas tertulis bahwa memperbanyak doa dalam sujud berlaku untuk semua sujud dalam shalat dan tidak hanya untuk sujud terakhir saja, dan hendaklah Melakukannya setelah melafazkan bacaan (doa) saat sujud.