FADHILAH
Shalat Dhuha dan Rahasia yang Sering Terlupakan

Shalat dhuha adalah salah satu ibadah sunnah yang sering kali terlewatkan, padahal banyak fadilah besar yang terkandung di dalamnya. Setidaknya ada tiga keutamaan yang Rasulullah ﷺ sebutkan dalam hadis-hadisnya, yang cukup jadi Landasan kenapa kita semestinya tidak meremehkannya.
1. Dua Rakaat yang Mampu Melenyapkan Lautan Dosa
Bayangkan dosa-dosa kita menumpuk, seperti buih yang memenuhi lautan. Berat, luas, dan tak terhitung. Tapi Rasulullah ﷺ memberi kabar gembira:
مَنْ حَافَظَ عَلَى شَفْعَةِ الضُّحَى غُفِرَتْ ذُنُوبُهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
“Siapa yang membiasakan (menjaga) shalat dhuha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.”
(HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Kalau dosa sebesar buih laut saja bisa terhapus, bagaimana mungkin kita masih menyepelekan shalat yang hanya butuh beberapa menit ini?
2. Pintu Rahmat yang Hanya Dibuka untuk Ahli Dhuha
Setiap orang punya pintu menuju rumahnya. Tapi bagaimana jika di surga kelak, ada pintu khusus yang spesial untuk orang-orang yang istiqamah menunaikan dhuha? Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ: الضُّحَى، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ نَادَى مُنَادٍ: أَيْنَ الَّذِينَ كَانُوا يُدِيمُونَ عَلَى صَلَاةِ الضُّحَى؟ هَذَا بَابُكُمْ فَادْخُلُوهُ بِرَحْمَةِ اللَّهِ
“Sesungguhnya di surga ada pintu adh-Dhuha. Pada hari kiamat nanti ada yang memanggil: ‘Mana orang-orang yang senantiasa menjaga shalat dhuha? Inilah pintu kalian, masuklah dengan rahmat Allah.’”
(HR. Thabrani)
Bayangkan, di tengah hiruk-pikuk hari kiamat, ada panggilan lembut yang menjemput orang-orang dhuha menuju pintu rahmat Allah.
3. Mengganti 360 Sedekah dengan Dua Sujud Ringan
Setiap pagi tubuh kita “berutang.” Ada 360 sendi yang bergerak, dan masing-masingnya membutuhkan sedekah. Berat jika dihitung satu per satu. Tapi Rasulullah ﷺ memberikan jalan mudah: Rasulullah ﷺ bersabda:
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْيٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
“Setiap persendian salah seorang dari kalian wajib untuk bersedekah setiap pagi. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah. Dan semua itu dapat tercukupkan dengan dua rakaat shalat dhuha.”
(HR. Muslim, no. 720)
Dua rakaat dhuha bisa menutup seluruh kebutuhan sedekah tubuh kita hari itu. Ringan, tapi nilainya meliputi seluruh jasad.
Tiga hadis ini cukup jadi pengingat betapa agungnya shalat dhuha. Ia bisa melebur dosa, membuka pintu khusus di surga, dan menjadi sedekah bagi seluruh persendian tubuh kita.
Ringan dalam ucapan, kana saking ringannya, shalat duha sering kita remehkan. Padahal, siapa yang bisa menjamin hari ini kita masih mempunyai waktu sampai matahari naik besok? Mungkin justru rakaat-rakaat dhuha yang sederhana itu kelak menjadi pembela kita ketika semua berada pada alam pertimbangan.
Shalat dhuha bukan sekadar ibadah sunah, ia bisa jadi tanda cinta kita kepada Allah. Dan bisa jadi, dari rakaat dhuha yang kita jaga, Allah bukakan jalan ampunan dan rahmat-Nya yang tak pernah kita bayangkan.
Penulis: anugrah24
