Connect with us

Khutbah Jumat

JANGAN BERSANDAR PADA AMAL, SANDARKAN HARAPANMU PADA ALLAH

Published

on

Departemen Dakwah
DPP. HAMIDA (Himpunan Alumni Miftahul Huda)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله الذي لا يصرف الأمور إلا بمشيئته، ولا تتم النعم إلا برحمته، ولا ينال الخير إلا بتوفيقه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، اللهم صلِّ وسلم وبارك على سيدنا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين. أما بعد. فيا أيها الحاضرون اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون. فقال الله تعالى في القرآن العظيم، ولولا فضل الله عليكم ورحمته ما زكى منكم من أحد أبداً، ولكن الله يزكي من يشاء، والله سميع عليم.

Segala puji hanya milik Allah, yang tidak satu pun urusan terjadi tanpa izin
Nya, tidak ada nikmat yang sempurna kecuali dengan rahmat-Nya, dan tidak
ada kebaikan yang dapat dicapai kecuali dengan taufik dari-Nya.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah menunjukkan kepada kita jalan menuju Allah.
bukan hanya melalui lisan, tetapi dengan teladan amal dan keikhlasan.

Ma‘asyiral Muslimin Rahimakumullah…

Setiap kita tentu ingin menjadi hamba yang taat, tekun beribadah, rajin
berbuat baik. Tapi ada satu penyakit hati yang sering tidak kita sadari yaitu
“Bersandar pada amal, bukan pada Allah”.

Ibnu ‘Athaillah dalam kitab al-Hikam mengatakan:

مِنْ عَلَامَاتِ الِاعْتِمَادِ عَلَى الْعَمَلِ نُقْصَانُ الرَّجَاءِ عِنْدَ وُجُودِ الزَّلَلِ

“Di antara tanda seseorang bersandar pada amalnya adalah berkurangnya harapan kepada Allah saat ia tergelincir dalam kesalahan.” (al-Hikam)

Ungkapan ini menggugah kita untuk merenung bahwa ketika seseorang
terlalu percaya diri dengan amalnya. Maka saat ia jatuh dalam dosa atau
lalai dari ibadah, harapannya kepada Allah pun melemah bahkan mungkin
berhenti tidak mau beramal lagi, lalu ia putus asa. Ini karena sandarannya bukan
lagi kepada rahmat Allah, melainkan kepada usaha dirinya sendiri.

Padahal, Rasulullah SAW manusia terbaik, paling banyak amalnya, dan paling dekat dengan Allah justru mengajarkan sebaliknya. Dalam sebuah hadits shahih dari Abu Hurairah radhiyallāhu ‘anhu, beliau bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ : لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الْجَنَّةَ. قَالُوا: وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: “لَا، وَلَا أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ”. (رواه مسلم)

“Dari Abu Hurairah radhiyallāhu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada seorang pun yang masuk surga karena amalnya.” Para sahabat bertanya: “Termasuk engkau juga, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Tidak juga aku, kecuali jika Allah melimpahiku dengan karunia dan rahmat-Nya…” (HR. Muslim)

Ayat suci Al-Qur’an pun mempertegas hakikat ini. Dalam QS. An-Nur ayat 21, Allah berfirman:

وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَى مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kalian, niscaya tidak seorang pun dari kalian menjadi bersih (dari dosa) selama-lamanya. Tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. An-Nur : 21)

Ayat ini menjelaskan dengan sangat gamblang bahwa tidak satu pun dari kita
yang bisa suci atau layak di hadapan Allah tanpa karunia dan rahmat-Nya.
Bukan karena amal kita yang banyak, bukan pula karena ibadah yang
panjang melainkan karena Allah yang menyucikan dan memilih siapa yang
dikehendaki-Nya.

Hadirin Jama’ah yang Allah muliakan…

Lihatlah Nabi Adam As. Ketika ia tergelincir, beliau tidak lari dari Allah
melainkan beliau memohon ampun dengan tulus dan Allah pun menerima
taubatnya.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Wahai Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’raf: 23)

Para sahabat Nabi pun senantiasa takut amalnya tidak diterima. Mereka
beramal sungguh-sungguh, tapi tetap mereka berkata:
“Kami tidak tahu apakah amal ini diterima atau tidak, tapi kami terus berdoa
dan berharap.

Hadirin Jama’ah yang dimuliakan Allah…
Lalu, bagaimana seharusnya sikap terbaik kita kepada Allah?
1.Teruslah beramal, namun jangan merasa berjasa. Ibadah adalah hak Allah,
bukan prestasi pribadi. Jangan pernah merasa bahwa amal kita cukup
sebagai “tiket” ke surga. Itu semua hanya karena taufik dan rahmat-Nya.
2.Jika tergelincir dalam dosa, segeralah kembali kepada Allah dengan taubat
yang tulus. Jangan menunggu diri merasa “layak” atau “pantas” untuk
bertaubat. Justru Allah mencintai hamba yang kembali dalam kondisi hina,
penuh tangis, dan harapan.
3.Perbanyaklah doa. Mohon kepada Allah agar diberikan taufik, hidayah, dan
keteguhan hati untuk terus berada di jalan-Nya.Semoga khutbah ini
membawa manfaat dan menguatkan iman kita semua. Amin Ya Rabbal
‘Alamin

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم.

KHUTBAH KEDUA

الحمد لله الذي لا تُحصى نعمه، ولا تُدرك حكمته، أحمده على نعمه، وأشكره على آلائه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد، فيا أيها الناس أوصيكم بتقوى الله فقد فاز المتقون. وقال تعالى إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليماً. اللهم صل وسلم وبارك عليه. اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات. إنه سميع قريب مجيب الدعوات وقاضي الحاجات. اللهم صل على سيدنا محمد صلاة تنجينا بها من جميع الأهوال والآفات، وتقضي لنا بها جميع الحاجات، وتطهرنا بها من جميع السيئات، وترفعنا بها عندك أعلى الدرجات، وتبلغنا بها أقصى الغايات من جميع الخيرات في الحياة وبعد الممات. اللهم إنا نسألك عملاً صالحاً، ولساناً ذاكراً، وعمراً مباركاً، وحسن الخاتمة. اللهم ثبتنا على طاعتك، واجعلنا من الذين إذا أنعموا شكروا، وإذا ابتلوا صبروا، وإذا أذنبوا استغفروا يا أرحم الراحمين. ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار. عباد الله إن الله يأمر بالعدل والإحسان وينهى عن الفحشاء والمنكر. فاذكروا الله العظيم يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2023 Miftahul Huda Pusat.

ي?.