Bakat Santri
Santri Miftahul Huda Raih Juara II MQK Internasional di As’adiyah Sengkang

Sengkang, Wajo — Prestasi membanggakan kembali diraih oleh Pondok Pesantren Miftahul Huda Pusat. Dalam ajang Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Internasional yang digelar di Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, santri atas nama Rizki Muhammad Firdaus berhasil meraih Juara II pada bidang Kitab Majalis Saniyah, kategori Marhalah Wustho, Majelis Hadits.
Ajang MQK Internasional ini merupakan pertemuan besar para santri dari berbagai pesantren dalam dan luar negeri, yang bertujuan menumbuhkan semangat keilmuan Islam berbasis kitab kuning (turats). Ratusan peserta berkompetisi dalam berbagai cabang keilmuan seperti tafsir, fiqih, akidah, hadits, balaghah, dan cabang-cabang keilmuan lainnya.
Konsistensi Keilmuan dan Tradisi Pesantren
Keberhasilan Rizki Muhammad Firdaus tidak datang secara tiba-tiba. Ia mewakili hasil pembinaan yang panjang dari lingkungan ilmiah di Pondok Pesantren Miftahul Huda Pusat yang terus menanamkan kecintaan terhadap ilmu, sanad keilmuan yang kuat, serta kedisiplinan dalam menelaah teks-teks klasik.
Bidang Majelis Hadits yang diikutinya menuntut penguasaan bahasa Arab tingkat tinggi, kemampuan memahami konteks matan dan sanad hadits, serta keterampilan menjelaskan hubungan antara teks dan pemikiran ulama klasik. Ketepatan analisis dan ketenangan dalam menjawab pertanyaan dewan juri menjadi salah satu faktor utama keberhasilannya dalam meraih posisi kedua.
Makna Kemenangan dan Kebanggaan Pesantren
Pencapaian ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Pesantren Miftahul Huda Pusat. Bagi pesantren, prestasi tersebut tidak hanya merupakan kemenangan dalam sebuah kompetisi, tetapi juga bukti nyata bahwa sistem pendidikan pesantren masih sangat relevan di tengah dinamika zaman modern.
Pimpinan pesantren menyampaikan rasa syukur atas capaian tersebut dan menegaskan bahwa hasil ini adalah buah dari istiqamah, doa, dan kerja keras bersama seluruh keluarga besar pesantren. Tradisi membaca dan memahami kitab kuning yang telah diwariskan dari generasi ke generasi terbukti mampu melahirkan santri yang unggul, berakhlak, dan berwawasan luas.
Lebih dari sekadar lomba, keikutsertaan dalam MQK Internasional menjadi sarana penting dalam menjaga kesinambungan sanad keilmuan Islam serta memperkuat jaringan intelektual antar pesantren di tingkat global. Kegiatan ini juga menjadi wadah bagi santri untuk meneguhkan jati diri keilmuan Islam Ahlussunnah wal Jamaah yang rahmatan lil ‘alamin.
MQK Sebagai Forum Keilmuan Dunia Pesantren
MQK Internasional di As’adiyah Sengkang tahun ini mengusung semangat “Menghidupkan Tradisi Turats, Membangun Peradaban Islam Dunia”. Dalam suasana yang penuh keilmuan dan ukhuwah, para peserta diuji dalam kemampuan membaca, menerjemahkan, dan menjelaskan kandungan kitab-kitab klasik, serta menjawab pertanyaan yang menuntut ketajaman berpikir dan pemahaman mendalam.
Pondok Pesantren As’adiyah sendiri merupakan salah satu pesantren tertua dan terbesar di Sulawesi Selatan yang dikenal dengan kontribusinya terhadap pengembangan ilmu-ilmu keislaman di Indonesia Timur. Menjadi tuan rumah penyelenggaraan MQK Internasional menambah nilai sejarah tersendiri dalam perjalanan panjang pesantren tersebut.
Inspirasi bagi Generasi Santri
Capaian Rizki Muhammad Firdaus menjadi inspirasi baru bagi para santri Miftahul Huda dan pesantren-pesantren di seluruh Indonesia. Ia menunjukkan bahwa ketekunan dalam belajar, kesetiaan pada tradisi keilmuan, dan keikhlasan dalam berkhidmah akan selalu berbuah hasil yang indah.
Kemenangan ini sekaligus menegaskan bahwa pesantren bukan hanya benteng moral dan spiritual umat, tetapi juga pusat keunggulan intelektual yang mampu bersaing di tingkat internasional. Dengan prestasi ini, Pesantren Miftahul Huda Pusat semakin meneguhkan posisinya sebagai lembaga pendidikan Islam yang konsisten menjaga tradisi ilmu dan melahirkan generasi berilmu, beradab, dan berdaya saing global.