Connect with us

Hikmah

Penggali kubur bertranformasi menjadi Ulama

Published

on

alat penggali kubur

Tiga faktor dasar : Usia (contoh : Merasa tua), Propesi (contoh : Tukang gali kubur), dan Status sosial ( berkasta dan tidak). Tga hal tersebut tekadang menjadi indikator utama ketidak mampuan kita mempekuat niat dalam mencari ilmu, saat ini banyak anak muda yang menjadi Generasi sandwich, ada juga yang memang merasa sudah berusia tua, alhasil malu, dan merasa bukan waktunya untuk mencari ilmu

اطلب العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ
“Tuntutlah Ilmu dari buaian sampai ke liang lahat

Sebuah kisah perjalanan Seorang penggali kubur menjadi Ulama besar di Damaskus, Syekh Hisyam Al-Burhani, seorang ulama Syria dari Kota Damaskus. menegaskan ini merupakan kisah nyata.

Pemakaman Tokoh Berjasa

Suatu hari, seorang penggali kubur di salah satu kompleks pemakaman ulama, auliya, serta syuhada, yang terkenal di kota Damaskus, kedatangan seorang perempuan. Perempuan itu memintanya menggali kubur.

Tak lama, perempuan itu datang bersama pelayat membawa jenazah. saat jenazah dalam liang lahat penggali kubur merasa ada hal lain.

Ada yang tidak normal

ketika suasana pemakaman belangsung Si penggali kubur itu kaget, karna melihat taman surga yang indah. Ia juga melihat dua malaikat membawa jenazah itu pergi dari sempitnya lahat. 

Saking terkejutnya, ia pingsan. Setelah sadar kembali, dia menceritakan kejadian itu. Namun, orang-orang mengira ia terlalu berimajinasi.

Wanita itu beduka keduakalinya

Beberapa bulan kemudian, perempuan itu datang lagi dan meminta ia menggali kubur lagi. Penggali itu pun memenuhi permintaannya. Setelah digali, si perempuan itu datang bersama pelayat membawa jenazah.

Ketika jenazah itu diturunkan ke dalam kubur oleh si penggali, seketika terjadi lagi hal yang sama. Ia melihat taman surga dan malaikat membawa jenazah itu. Ia pun kembali pingsan.

Ketika siuman penggali kubur itu mengejar perempuan tadi dan menanyakan beberapa hal. Siapa kedua jenazah itu? Apa yang mereka berdua lakukan sehingga mendapat karomah seperti ini?

Perempuan itu menjawab, “Mereka berdua adalah anakku. Yang pertama adalah seorang santri (thalib ilm), dan yang kedua yang baru saja meninggal adalah saudaranya yang bekerja sebagai tukang kayu dan menafkahkan hasilnya untuk saudaranya yang seorang santri itu.”

Spontan penggali itu pergi ke Masjid Jami At-Taubah dan mendatangi Syekh Said Al-Burhani yang merupakan kakek Syekh Hisyam. Perlu diketahui, Masjid Jami At-Taubah adalah masjid yang cukup memiliki sejarah panjang di Damaskus. 

Dalam sejarah Izzuddin bin Abd Salam (sulthonul ulama; pengarang Qawaidul Ahkam) dan Ibnul Jazari (sarjana qiraah, pengarang An-Nasyr dan Muqaddimah Jazariyah) beliau salah satu Ulama yang pernah menjadi khatib di Jami’ At-Taubah.

“Aku ingin belajar agama,” ujar penggali kubur itu kepada Syekh Said.

“Umurmu sudah hampir 50. Apa yang membuatmu ingin mengaji?” tanya Syekh Said.

Setelah si penggali kubur menceritakan kisahnya, Syekh Said menerima sebagai muridnya untuk belajar ilmu agama. 

“Ambil kitab Jurumiyah. Mari mengaji nahwu mulai dari awal,” katanya.

Sejak itu si penggali kubur mengaji dengan tekun hingga menjadi ulama besar di Damaskus. Penggali kubur itu bernama Syekh Abdurrahman Al-Haffar (Haffar berarti tukang gali). Ia memiliki keturunan yang juga menjadi ulama dan pecinta ilmu. Salah satunya adalah Abdur Razaq Al-Haffar.

“Siapapun bisa mendapat derajat yang sama asalkan ia menuntut ilmu secara sungguh dan ikhlas,”.

وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ

Penulis : anugrah24

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2023 Miftahul Huda Pusat.