RIyadhoh
Aktivitas Kita bisa Manfaat Dan Madharat Untuk Diri Sendiri
pemateri riadhoh : KH. Abdul Aziz Affandy
Tgl : 04 juni 2008
Materi Riyadhoh
Taat kita tidak ada manfaatnya bagi Alloh. Begitupun maksiat kita tidak ada madaratnya bagi Alloh. Justru sebaliknya manfaat untuk kita dan madarat pun untuk kita.
Di antara kemanfaatannya menjadi amal baik untuk bekal di akhirat dan tercipta tatanan hidup kita di dunia. Di antara kemadharatannya yaitu menjadi dosa yang akan menerima siksaan di akhirat serta tiada ketenangan bersama dengan manusia di dunia.
Penjelasan
Para ulama kembali mengajak untuk menggunakan akal pikiran kita, yang dimaksud tiada lain kecuali tumbuh lahirnya sikap positif dalam melaksanakan perintah dan menghindar dari segala larangan Alloh.
Alloh merupakan Dzat Maha Kaya, tidak membutuhkan dan tidak akan terpengaruh oleh makhluq-Nya. Beda dengan seorang makhluq yang kaya raya tapi butuh dan terpengaruh oleh makhluq lainnya. Alloh mempunyai sifat Irodat (Kehendak), Alloh mempunyai sifat Qudrot (Kuasa) Alloh yang berkehendak dan berkuasa, Alloh yang Maha Kuasa bisa memerintahkan kepada seluruh manusia yang berada di jagat raya untuk bertaqwa kepada-Nya. Sebagaimana firman-Nya :
Ali ‘Imran · Ayat 101
وَكَيْفَ تَكْفُرُوْنَ وَاَنْتُمْ تُتْلٰى عَلَيْكُمْ اٰيٰتُ اللّٰهِ وَفِيْكُمْ رَسُوْلُهٗۗ وَمَنْ يَّعْتَصِمْ بِاللّٰهِ فَقَدْ هُدِيَ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ ١٠١
Bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu dan Rasul-Nya (Nabi Muhammad) pun berada di tengah-tengah kamu? Siapa yang berpegang teguh pada (agama) Allah, sungguh dia telah diberi petunjuk ke jalan yang lurus.
(Al’imon : 101 )
Alloh adalah Dzat Maha Kuasa yang telah menciptakan bumi dan langit beserta isinya, memerintahkan kepada hamba-hambanya untuk menghindari maksiyat.
Di sisi lain Alloh Dzat yang tidak membutuhkan kepada makhluknya tetapi melarang kepada hambanya untuk melakukan bentuk-bentuk maksiyat yang padahal tidak ada madharatnya bagi Alloh, meskipun seluruh makhluqnya bermaksiyat, bahkan menentang kepada Alloh,
hal tersebut sedikitpun takkan mengurangi Kemuliaan dan Keagungan Alloh, tetapi Alloh yang akan memberi adzab bagi orang yang melakukan dosa. Maka dari itu sangat terlihat orang yang mata hatinya waro ( berhati hati) dia mendapatkan manfaat dari taat kepada Alloh untuk dijadikan bekal di akhirat serta terciptanya tatanan kehidupan di dunia, berkumpul damai bersama dengan makhluk,
” gemah ripah repeh rapih loh jinawi.”
Berbeda dengan orang-orang buta mata hatinya yang tidak mendapatkan manfaat dari taat kepada Alloh tapi malah membuat kemadharatan bagi dirinya bahkan teman hidupnya adalah melakukan maksiyat yang menimbulkan datangnya adzab Alloh di akhirat, merusak tatanan kehidupan makhluk di dunia,
“diteundeun di kulon ngiruh, diteundeun di tengah ngubek, diteundeun di wetan ngabendung, dijieun pamikul bengkung, dijieun cemped meped”.
Wallohu a’lam bisshowab.
Semogalah kita diberi hidayah serta taufiq untuk melakukan apa yang telah diperintahkan dan menjauhi apa yang telah dilarang Alloh SWT. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin