Literasi Islami
Hajar Aswad adalah Batu yang dijadikan tangan kanan allah di muka bumi
Ka’bah yang agung dan diberkahi memiliki banyak sekali keberkahan karena terdapat ketenangan dan kasih sayang. Mengagungkannya merupakan bagian dari ketakwaan hati kepada Pemiliknya yang Maha Mengetahui.
Allah telah meletakkan ayat-ayat (tanda) yang jelas serta kekal di dalamnya untuk suatu hikmah tidak terhingga dan aneka rahasia yang agung. Sebagian dari tanda-tanda yang tampak dan dapat dilihat secara kasat mata saat mengunjungi Ka’bah adalah batu mulia agung yang turun dari surga, yang mashur dengan sebutan Hajar Aswad.
Warna Hajar Aswad
Hajar Aswad adalah satu di antara batu mulia surga. Dahulu warnanya lebih putih dari susu namun seiring berjalannya waktu berubah menjadi hitam akibat dosa-dosa manusia. Batu itu ibarat ‘tangan kanan’ Allah swt. di muka bumi.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW,
مَنْ فَاوَضَهُ، فَإِنَّمَا يُفَاوِضُ يَدَ الرَّحْمَنِ
Artinya: “Barangsiapa bersalaman dengannya (Hajar Aswad), seolah-olah ia sedang bersalaman dengan Allah yang Maha Pengasih.” (HR Ibnu Mâjah: 2957)
Hukum Mencium Hajar Aswad
Pada kondisi tertentu, jamaah haji atau umroh kadang tidak mudah bisa menyentuh atau bahkan mencium hajar aswad. Misalnya saat padatnya jamah , penuh sesak. Sementara mencium hajar aswad merupakan kesunnahan. Dan tentu umat Islam tidak selalu punya kesempatan dan nasib baik untuk pergi ke Tanah Suci. Mencium hajar aswad adalah hal yang disunnahkan bagi orang yang melaksanakan tawaf, berdasarkan teladan yang dilakukan Nabi. Dua guru besar ulama hadits, al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan:
عن ابن عمر أنه رأى رسول الله صلي الله عليه وسلم قبله
Artinya, “Dari Ibnu Umar bahwa beliau melihat Rasulullah SAW mencium hajar aswad,” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
إِنِّي أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ، لاَ تَضُرُّ وَلاَ تَنْفَعُ، وَلَوْلاَ أَنِّي رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلْتُكَ
Artinya: Umar berkata “Sungguh, aku tahu, kamu hanya batu. Tidak bisa memberi manfaat atau bahaya apa pun. Andai saja aku ini tak pernah sekalipun melihat Rasulullah SAW menciummu, aku pun enggan menciummu.” (HR Bukhari)
ditempatkan pada posisi mulia
Hajar Aswad menduduki tempat paling mulia di muka bumi. Terletak tepat di pojok Ka’bah pada bagian timur laut Ka’bah. Sudut ini yang dibangun pertama kalinya oleh Nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail.
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan Kami terimalah dari kami (amalan kami). Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 127)