Connect with us

Literasi Islami

Mari Mendekatkan Diri Di Hari Raya Idul Adha Dengan Berqurban

Published

on

Sapi Kurban

Hai sahabat jurnal, tidak terasa waktu bergeser serasa baru saja kemarin gema takbir hari raya idul fitri kita kumandangkan dan sekarang kita akan menghadapi dan merayakan kemegahan hari raya idul adha. Alhamdulilah.

          Sahabat Jurnal, Hari Raya Idul Adha semakin dekat! Ada beberapa kajian menarik yang perlu kamu ketahui. Saat merayakan Idul Adha, kamu tidak hanya sekadar merayakannya, tetapi juga bisa meraih pahala yang melimpah. Penasaran? Yuk, simak selengkapnya

Anjuran Ketika Merayakan Hari Raya Idul Adha.

1. Mengumandangkan takbir

Kitab Raudhotut Tholibin menjelaskan bahwa para ulama menganjurkan kita untuk menggemakan takbir guna menghidupkan dan mengagungkan syariat Idul Adha. Anjuran ini dimulai sejak malam lebaran hingga tanggal 13 Dzulhijjah, yaitu hari terakhir Tasyriq.

فَيُسْتَحَبُّ التَّكْبِيرُ الْمُرْسَلُ بِغُرُوبِ الشَّمْسِ فِي الْعِيدَيْنِ جَمِيعًا، وَيُسْتَحَبُّ اسْتِحْبَابًا مُتَأَكَّدًا، إِحْيَاءُ لَيْلَتَيِ الْعِيدِ بِالْعِبَادَةِ

Artinya: Disunahkan mengumandangkan takbir pada malam hari raya mulai terbenamnya matahari, dan sangat disunahkan juga menghidupkan malam hari raya tersebut dengan beribadah.

 2. Mandi

Selain menghidupkan Hari Raya Idul Adha dengan meramaikan gema takbir, para ulama juga menganjurkan kita untuk mandi sebelum berangkat menunaikan sholat Idul Adha. Anjuran ini bertujuan agar kita menyambut hari besar umat Islam dalam keadaan bersih dan suci, sebagaimana kita memuliakan hari-hari besar lainnya dalam Islam.

Terkait waktu pelaksanaannya, para ulama fiqih tidak memberikan penjelasan khusus. Oleh karena itu, kita boleh mandi kapan saja, baik pada malam hari Idul Adha maupun setelah sholat subuh. Anjuran ini bersifat fleksibel dan menyesesuaikan dengan kondisi masing-masing orang.

Namun, sebagian ulama lebih menganjurkan mandi setelah subuh. Alasannya, mandi di waktu tersebut lebih efektif untuk membersihkan tubuh dari kotoran yang masih melekat. Jika melakukan mandi pada malam sebelumnya, tubuh kita bisa kembali kotor atau bau sebelum waktu sholat tiba. Jadi, lebih baik kita mandi setelah subuh ya, Sahabat Jurnal, biar tetap segar dan nggak bau!

يُسَنُّ الْغُسْلُ لِلْعِيدَيْنِ، وَيَجُوزُ بَعْدَ الْفَجْرِ قَطْعًا، وَكَذَا قَبْلَهُ، ويختص بالنصف الثاني من الليل

Artinya : Disunnahkan mandi untuk shalat Id, untuk waktunya boleh setelah masuk waktu subuh atau sebelum subuh, ata pertengahan malam

3. Mamakai wewangian, memotong kuku dan bercukur

            Selain kita dianjurkan mandi sebelum berangkat ke masjid untuk melakukan ibadah sholat idul adha. Dalam kitab al-majmu syarah muhadzab mushonif menganjurkan kita untuk memakai wewangian, memotong kuku dan bercukur.

والسنة أن يتنظف بحلق الشعر وتقليم الظفر وقطع الرائحة لانه يوم عيد فسن فيه ما ذكرناه كيوم الجمعة والسنة أن يتطيب

Artinya : Disunnahkan pada hari raya Id membersihkan anggota badan dengn memotong rambut, memotong kuku, menghilangkan bau badan yang tidak enak, karena amalan tersebut sebagaimana dilaksanakan pada hari Jumat, dan disunnahkan juga memakai wangi-wangian  

4. Memakai pakaian yang baik, bersih dan suci

            Para ulama menganjurkan kita untuk mengenakan pakaian terbaik saat hendak melaksanakan sholat Idul Adha. Mereka juga menyarankan agar laki-laki memakai pakaian berwarna putih dan mengenakan sorban sebagai bentuk menghidupkan sunnah.

Sementara itu, untuk perempuan, para ulama menganjurkan agar mereka mengenakan pakaian sehari-hari yang sederhana dan tidak berlebihan dalam berpenampilan. Jika berpakaian secara berlebihan, maka hukumnya menjadi makruh. Keterangan ini disampaikan dalam kitab Raudhoh at-Tholibin :

وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَلْبَسَ أَحْسَنَ مَا يَجِدُهُ مِنَ الثِّيَابِ، وَأَفْضَلُهَا الْبِيضُ، وَيَتَعَمَّمُ. فَإِنْ لَمْ يَجِدْ إِلَّا ثَوْبًا، اسْتُحِبَّ أَنْ يَغْسِلَهُ لِلْجُمُعَةِ وَالْعِيدِ، وَيَسْتَوِي فِي اسْتِحْبَابِ جَمِيعِ مَا ذَكَرْنَاهُ، الْقَاعِدُ فِي بَيْتِهِ، وَالْخَارِجُ إِلَى الصَّلَاةِ، هَذَا حُكْمُ الرِّجَالِ. وَأَمَّا النِّسَاءُ، فَيُكْرَهُ لِذَوَاتِ الْجَمَالِ وَالْهَيْئَةِ الْحُضُورُ، وَيُسْتَحَبُّ لِلْعَجَائِزِ، وَيَتَنَظَّفْنَ بِالْمَاءِ، وَلَا يَتَطَيَّبْنَ، وَلَا يَلْبَسْنَ مَا يُشْهِرُهُنَّ مِنَ الثِّيَابِ، بَلْ يَخْرُجْنَ فِي بِذْلَتِهِنَّ

Artinya : Disunnahkan memakai pakaian yang paling baik, dan yang lebih utama adalah pakaian warna putih dan juga memakai serban. Jika hanya memiliki satu pakaian saja, maka tidaklah mengapa ia memakainya. Ketentuan ini berlaku bagi kaum laki-laki yang hendak berangkat shalat Id maupun yang tidak. Sedangkan untuk kaum perempuan cukupla ia memakai pakaian biasa sebagaimana pakaian sehari-hari, dan janganlah ia berlebih-lebihan dalam berpakaian serta memakai wangi-wangian.

5. Sunnah jalan kaki menuju masjid

            Ketika hendak berangkat kemasjid atau lapangan yang akan melaksanakan sholat ied maka para ulama menganjurkan bagi para pemuda yang masih kuat dan dalam keadaan sehat untuk berjalan kaki menuju kemesjid. Sedangkan bagi yang sudah tua dan sedangkan dalam keadaan kurang sehat maka baiknya untuk menggunakan kendaraan. Ibnu umar meriwayatkan sebuah Hadist :

كَانَ يَخْرُجُ إلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا

Artinya : Rasulullah SAW berangkat untuk melaksanakan shalat Id dengan berjalan kaki, begitupun ketika pulang tempat shalat Id

kitab raudhoh at-tholibin memperkuat Redaksinya dalam keterengan:


السُّنَّةُ لِقَاصِدِ الْعِيدِ الْمَشْيُ. فَإِنْ ضَعُفَ لِكِبَرٍ، أَوْ مَرَضٍ، فَلَهُ الرُّكُوبُ، وَيُسْتَحَبُّ لِلْقَوْمِ أَنْ يُبَكِّرُوا إِلَى صَلَاةِ الْعِيدِ إِذَا صَلَّوُا الصُّبْحَ، لِيَأْخُذُوا مَجَالِسَهُمْ وَيَنْتَظِرُوا الصَّلَاة


Artinya : Bagi yang hendak melaksanakan shalat Id disunahkan berangkat dengan berjalan kaki, sedangkan untuk orang yang telah lanjut usia atau tidak mampu berjalan maka boleh ia menggunakan kendaraan. Disunnahkan juga berangkat lebih awal untuk shalat Id setelah selesai mengerjakan shalat subuh, untuk mendapatkan shaf atau barisan depan sembari menunggu dilaksanakannya shalat

6. Sunah makan setelah sholat id


 Baiknya setelah melaksanakan sholat sunah id mengkonsumsi makanan. Terutama memakan kurma, jika kurma tidak ada maka boleh memakan makanan pokok yang terdapat di daerah tempat tinggal nya.

Sebagimana rosulloh bersabda:

عن بريدة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا يخرج يوم الفطر حتى يطعم ويوم النحر لا يأكل حتي يرجع

Artinya: “Diriwayatkan dari Sahabat Buraidah RA, bahwa Nabi SAW tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan, dan pada hari raya Idul Adha sehingga beliau kembali ke rumah.”

            Rasulullah SAW menganjurkan kita untuk makan setelah melaksanakan sholat Idul Adha. Beliau mencontohkan dengan memakan kurma terlebih dahulu. Jika kurma tidak tersedia, kita bisa menggantinya dengan makanan pokok yang biasa kita konsumsi di daerah tempat tinggal

penulis : Muhammad Lucky Adrian

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2023 Miftahul Huda Pusat.

مناز?. ا?.