Literasi Islami
Menulis Adalah Cara Simpel Investasi Dunia Dan Akhirat

Beramal merupakan suatu hal yang menjadi tugas pokok kita hidup di alam
dunia, Menyiapkan amal untuk bekal kita menjalani kehidupan yang abadi di
akhirat.
Hidup sangatlah singkat, setahun serasa satu bulan, satu bulan serasa satu hari, satu hari serasa satu jam, dan satu jam serasa satu menit.
Sungguh tidak terasa.
KH. Maki Mujahid pernah menjelaskan bahwa kehidupan dunia ini teramat singkat, sesingkat adzan dan sholat. Ketika lahir, ayah mengumandangkan adzan tepat ditelinga kita, dan ketika kita meninggal, tubuh kita terbujur kaku terbungkus kafan untuk di sholatkan.
Sesingkat inilah kehidupan didunia.
Sobat jurnal, Kehidupan singkat ini harus kita gunakan sebaik mungkin agar bisa melahirkan sesuatu yang berkualitas, dengan cara menginvestasikan amal abadi untuk bekal di dunia dan akhirat.
Investasi amal ini bukan berarti harus punya modal puluhan juta. Karena, kalau gini kasihan yang keadaan ekonominya gak stabil bahkan di bawah standar.
Investasi amal ini bisa dilakukan oleh semua pihak, baik si kaya atau si miskin. Mau tau apa ? yuk simak penjelasannya.
Baginda Nabi Muhammad Saw bersabda :
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya : Ketika seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali 3 (perkara) : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang berdoa baginya.” (HR. Abu Hurairoh)
Pada hadist di atas baginda Nabi menjelaskan bahwa batas waktu seseorang bisa beramal dan menyiapkan bekal untuk kehidupan yang abadi itu hanya sampai ia meninggal.
Jika seseorang tersebut sudah meninggal maka terputus jugalah segala ruang untuk ia melakukan amal kebaikan.
Yang menjadi keistimewaan hadist ini, baginda Nabi menjelaskan bahwa ada tiga jenis amal yang masih bisa didapatkan oleh seseorang meski ia sudah meninggal dunia. Yakni :
1. Shodaqoh jariah (semisal waqaf) untuk Pembangunan masjid, mushola, majlis taklim dan hal-hal yang digunakan untuk perkembangan dakwah islam.
2. Anak Sholeh yang senantiasa mendoakan kedua orang tuanya.
3. Ilmu yang manfaat.
Shobat jurnal, dari ketiga amalan diatas, hal yang paling simpel untuk kita lakukan guna menabung aset investasi kita adalah dengan cara menyebarkan ilmu yang bermanfaat.
Dalam praktiknya kita gak usah nunggu sampai kita punya banyak santri dan Jemaah yang tersebar dimana-mana, kapan mulainya kalau kita nunggu banyak dulu, keburu meninggal nantinya.
Tapi didalam praktiknya kita cukup dengan menulis beberapa guratan kata yang bermanfaat bagi sesama, baik menulis catatan motivasi, saran, atau artikel kaya yang aku bikin nih.
Tidak mesti harus membuat buku yang tebal dan berjilid-jilid, karena banyak juga yang mendapatkan motivasi dari kata-kata yang terpampang di belakang mobil truck, dengan cara yang sesimpel itu kita bisa mendapatkan aset abadi guna bekal di akhirat.
Gak susah kan? Yuk dari sekarang kita jadikan menulis sebagai alat menanam bekal untuk kehidupan kelak di akhirat.
Oowh ya jika artikel ini bermanfaat jangan ragu buat menyebarkannya ke rekan-rekan kalian yaa. Kan lagi nabung buat akhirat. Salam literasi.
penulis : Muhammad Lucky Adrian H