Literasi Islami
Santri Siap Guncang Nusantara! MQKN ke-8 Resmi Digelar di Sulawesi Selatan

Alhamdulillah wa syukrulillah, satu kabar menggembirakan sekaligus membakar semangat para pecinta kitab kuning di penjuru Nusantara kembali hadir: Musabaqah Qira’atil Kutub Nasional (MQKN) Ke-VIII tahun 2025 akan segera digelar!
Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, kali ini MQKN hadir dengan skala dan semangat yang lebih besar. Bukan hanya nasional, tetapi juga merambah ke tingkat internasional untuk pertama kalinya dalam sejarah penyelenggaraannya. Kementerian Agama RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam telah menetapkan Pondok Pesantren As’adiyah, Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan sebagai tuan rumah.
Kitab Kuning: Bukan Sekadar Tradisi, Tapi Identitas
Perlu kita pahami bersama, Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) bukanlah lomba biasa. Ia adalah madrasah terbuka bagi para santri untuk menunjukkan kemampuannya dalam membaca, menghafal, menerjemahkan, hingga menjelaskan kandungan turâts Islâmî—warisan kitab kuning yang menjadi nadi ilmu pesantren.
Bukan hanya itu, dari MQKN inilah lahir generasi ulama unggul dan karya ilmiah yang menakjubkan. Dalam acara ini tak terhitung jumlah santri yang kemudian tumbuh menjadi pendidik, peneliti, bahkan pemimpin umat melalui jalan kitab kuning.
Kali Ini Lebih Meriah dan Lebih Ilmiah
Tahun 2025 ini, MQKN kembali hadir dengan semangat baru dan cakupan lebih luas. Total akan ada 288 santri dari seluruh penjuru Indonesia yang siap bertarung secara ilmiah dalam cabang-cabang keilmuan Islam yang murni bersumber dari kitab-kitab mu’tabarah.

MQKN Menghadirkan lomba apa saja? Yuk, Kita Telusuri!
MQKN menghadirkan dua jenis kegiatan utama untuk kalian ketahui, yaitu kegiatan inti (yang dilombakan) dan kegiatan penunjang (non-kompetisi)
📚 Kegiatan Inti:
- Qira’atul Mutun (membaca dan memahami kitab)
- Hifzhul Mutun (menghafal matan)
- Debat Bahasa Arab & Inggris
- Debat Qanun (konstitusi) bagi mahasantri Ma’had Aly
- Bahtsul Kutub dengan teks Fathul Mu’in dan Qurratul-‘Ayn
- Risalah Ilmiyyah dengan tulisan Arab Pegon
- Tarkib Digital, yakni penerjemahan kitab kuning dengan pendekatan teknologi
🎉 Kegiatan Penunjang:
- Ekshibisi Amtsilah Tashrîfiyyah & Nazham Alfiyah
- Halaqah Ulama
- Lomba Qashidah
- Cerdas Cermat Kepesantrenan
- Expo Kemandirian Pesantren
Lalu, Kapan dan Di Mana Panggung Ilmu Ini Akan Dimulai?
🗓️ Berlangsung pada Oktober 2025
📍 Bertempat di Pondok Pesantren As’adiyah, Sulawesi Selatan
🕓 Selama 7 hari penuh
Siapa Saja yang Bisa Menjadi Peserta? Ini Kriterianya!
Ajang MQKN ini terbuka bagi:
- Santri pondok pesantren mukim
- Mahasantri Ma’had Aly
- Santri disabilitas tunanetra, khusus untuk cabang Hifzhul Mutun
Namun tidak sembarang santri bisa ikut serta. Penyelenggara akan menggelar seleksi ketat berbasis CBT (Computer Based Test) antara April hingga Mei 2025, dan mewajibkan seluruh peserta untuk mengikutinya. Inilah filter awal untuk menyaring peserta terbaik dari seluruh provinsi.
Struktur Marhalah dan Kitab yang Diadu: Semakin Luas, Semakin Kuat
Kompetisi ini terbagi dalam tiga tingkatan atau marhalah, yaitu:
Marhalah | Ilmu yang Dilombakan | Kitab yang Dirujuk |
---|---|---|
Ula | Fiqh, Nahwu, Akhlak, Tarikh, Tauhid | Safînah an-Najâ, al-Âjurrûmîyah, Aqidah al-‘Awâm |
Wustha | Fiqh, Hadis, Tafsir, Ushul Fiqh | Fath al-Qarîb, Tafsir Jalâlain, Arba’in Nawawi |
Ulya | Fiqh, Balaghah, Ilmu Tafsir, Ilmu Hadis | Fath al-Mu’in, Marâh Labîd, Riyâdh ash-Shâlihîn |
Kabar Gembira Bagi Santri Tunanetra: Kesempatan Berprestasi Terbuka Lebar
Dalam semangat inklusi, MQKN 2025 juga menyediakan cabang lomba khusus bagi santri tunanetra. Mereka akan menunjukkan kemampuan menghafal dan memahami matn kitab kuning dalam lomba Hifzhul Mutun. Sebuah bukti bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi semangat keilmuan.
Ma’had Aly Juga Dapat Panggung Terhormat
Yang menarik, kafilah Ma’had Aly akan memiliki jalur kompetisi tersendiri, terpisah dari provinsi. Mereka akan berlaga dalam cabang:
- Bahtsul Kutub
- Risalah Ilmiyyah
- Debat Qanun
- Tarkib Digital
Tentu saja, untuk mengikuti ini, para mahasantri wajib memenuhi syarat akademik ketat seperti IPK minimal 3.25 dan sertifikat TOAFL. Inilah ajang yang pantas bagi para pencinta kitab untuk menunjukkan kualitas intelektualnya.
Siapkan Diri, Daftarkan Sekarang!
Bagi pesantren yang ingin mengirimkan utusan, MQKN membuka pendaftar via online:
Setiap lembaga bisa mengirimkan maksimal 10 peserta untuk 10 majelis lomba, dengan ketentuan hanya 1 santri untuk 1 majelis. Jangan sampai ketinggalan! Karena CBT ini akan menjadi tiket menuju nasional.
Penutup: MQK Bukan Sekadar Lomba, Tapi Marwah Pesantren
Musabaqah Qira’atil Kutub bukan hanya ajang persaingan. Ia adalah panggung kehormatan, tempat para santri membawa nama baik pesantren, menjaga warisan ulama salaf, dan meneguhkan peran pesantren dalam membangun bangsa.
Semoga pesantren-pesantren di seluruh penjuru negeri—termasuk Miftahul Huda—berpartisipasi aktif dan membuktikan bahwa mereka tidak hanya membaca kitab kuning, tetapi juga menaklukkannya dengan ilmu dan adab
✍️ Redaksi Miftahul Huda
“Santri yang istiqamah mengkaji, akan jadi ulama yang menyejukkan bumi.”